Cianjur | Orbitjabar.com - Yusep Andi Pratama (11), anak kelas 6 SD, warga Kampung Simpang Desa Padaluyu Kecamatan Cikadu Kabupaten Cianjur, diduga jadi korban kekerasan DB oknum Guru salah satu SMP yang notabene masih tetangganya. Dugaan tindak kekerasan tersebut terjadi sekitar pukul 8.00, Rabu malam (31/05).
Akibat tindak kekerasan tersebut korban di hari pertama mengalami nyeri nelan tidak masuk makan, sesak nafas akibat ditendang bagian perutnya. Sampai berita ini diterbitkan, korban terlihat masih sakit, berbaring di tempat tidur.
Menurut pengakuan Andi panggilan akrab korban, kronologis kejadian awalnya sehabis sholat Isya Ia bertengkar dengan temannya RF anak dari DB pelaku.
"Nuju Sholat Isya, RF teh ngotelan ngeleketek, tos beres sholat ku abdi didupak, teras abdi disiku tapi ngelok", jelas Andi berbahasa sunda, Minggu (04/06).
"Pas di luar mesjid abdi dicekek ku RF, ku abdi disurungken, manehna tijalikeh labuh, langsung ditonjok ku abdi sakali, terus manehna ngomong, bejaken siah ka bapak aing", tambah Andi.
Lanjut Andi, setelah itu tak lama kemudian DB orang tuanya RF marah mendatangi dirinya sampai terjadi tindak kekerasan tersebut.
"Mana si Andi, mana si Andi, terus sirah abdi dikituken (mukul bagian kepala), terus abdi teh ditejek didieu (ditendang bagian perut)", ujar Andi.
Nani, Ibu korban sangat menyesalkan atas tindak kekerasan pelaku yang sudah dewasa terhadap anaknya yang masih bocah SD. Ia berharap pelaku diproses hukum sesuai dengan aturan yang berlaku. Ia mengaku saat kejadian ada saksi Apendi guru Ngaji, yang mengetahui kejadian tersebut.
"Kahoyong abdi mah diproses, supaya pelaku aya efek jera, tong sampai kejadian ka barudak nu lain, da pasti budak manehna teh moal sorangan pasti ulin jeung anak batur", harap Nani, Minggu (04/06).
Baca Juga: Kades Sukabakti Naringgul Dilantik Gunakan Dana Desa, Sudah Jadi Diduga Selewengkan Dana Desa
Sementara DB ketika dimintai klarifikasi atas permasalahan tersebut mengaku, bahwa dia seorang manusia biasa yang bisa khilaf. Dia menjelaskan bahwa hal tersebut tidaklah terjadi begitu saja tapi ada sebab akibat.
"Sepulang dari mesjid, anak saya yang masih berumur 4 tahun datang nangis, nggak pake alas kaki, sarung sama peci ditinggal di mesjid, anak saya mengadu, dia dibully, juga mendapat kekerasan oleh teman-temannya di tempat pengajian, yang salah satunya jang Andi", ungkap DB melalui Watsapp, Minggu (04/06).
"Sebetulnya, saya tidak bermaksud mau mendatangi jang Andi, tadinya mau ambil sarung sama sendal anak saya yang ditinggal, kebetulan disana ketemu jang Andi, saya tanya Andi nggak jawab, saya khilap, saya akui saya nendang jang andi sekali pak", tambah DB.
Baca Juga: Diduga Aniaya Warganya, Kades Rawagede Tanggeung Dipolisikan
Menurut DB setelah kejadian tersbut, Ia merasa bersalah selanjutnya mencoba mendatangi keluarga Andi bermaksud untuk meminta maaf atas kejadian tersebut.
"Saya merasa bersalah, saya coba datangi Deni selaku RT yang juga pamannya Andi, datangi juga ibunya serta guru ngaji, saya sudah meminta maaf dari kekhilapan dan kealpaan, sudah menendang Andi", ujar DB.
Andi mengaku, setelah kejadian tersebut, anaknya RF sampai saat ini tidak mau berangkat ngaji dan juga belajar di paud.
"Sebetulnya kejadian tersebut sangat berpengaruh juga terhadap mental anak saya, ia tak mau ngaji dan juga sekolah, akibat sering dibully teman-temannya termasuk Andi", jelas DB.** (YD/MS)
Posting Komentar