Close Ads Here
Close Ads Here

Nikmatnya Hidangan Memek Basah dan Memek Kering di Bulan Ramadhan



Orbitjabar.com - Stop...!! jangan ngeres dulu. Memek adalah makanan atau kuliner tradisional yang melegenda berasal dari Kabupaten Simeulue di Provinsi Aceh. Ketika menyambut Bulan Suci Ramadhan, makanan ini banyak ditemukan di pasar-pasar tradisional.


Dengan keunikan rasanya dan statusnya sebagai Warisan Budaya Tak benda Indonesia, Memek tidak hanya menjadi hidangan lezat tetapi juga bagian penting dari identitas kuliner Aceh. 


Nikmati keindahan cita rasa tradisional yang terpancar dari setiap suap Memek, mengingatkan kita akan kekayaan kuliner yang dimiliki oleh berbagai daerah di Indonesia. Meskipun nama makanan ini mungkin menimbulkan konotasi negatif dalam bahasa prokem (slang) Indonesia, sejarah sebenarnya menunjukkan asal-usul yang menarik dan unik. 


Nama "memek" sebenarnya berasal dari kata "mamemek" dalam bahasa Devayan, bukan dari konotasi yang mungkin terlintas dalam pemikiran banyak orang. Makanan ini memiliki akar sejarah yang kuat, lahir pada masa pendudukan Jepang. 


Pada saat itu, warga setempat berupaya untuk menyembunyikan persediaan beras mereka dari pasukan pendudukan Jepang yang seringkali menyita bahan makanan. Dalam usaha untuk tidak terdeteksi, mereka memilih untuk tidak memasak beras tersebut karena asap dari proses memasak dapat terlihat oleh tentara Jepang.


Sebagai solusi kreatif, warga Simeulue memutuskan untuk mengunyah beras mentah secara langsung, memadukannya dengan buah pisang. Proses mengunyah ini menghasilkan suara gemeretak yang disebut "mamemek." Ketika Jepang akhirnya pergi dari Simeulue, cara pengolahan makanan ini mengalami perubahan, dan nama "mamemek" secara bertahap berubah menjadi "memek."


Melansir dari laman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh (2019) bahwa makanan Memek ini terbagi atas dua jenis yaitu Memek Basah, dan Memek Kering.


Proses pembuatan Memek melibatkan langkah-langkah teliti yang menambahkan kelezatan pada hidangan ini. Pertama, beras ketan disangrai atau digongseng untuk menciptakan tekstur dan aroma khas. 


Baca Juga: Geco Makanan Legendaris Khas Cianjur, Kini Terancam Punah


Selanjutnya, pisang dihaluskan secara kasar dan dicampur dengan beras ketan yang telah disiapkan sebelumnya. Santan, garam, dan gula juga ditambahkan untuk memberikan sentuhan lembut dan manis pada makanan ini. Proses ini memakan waktu hingga satu jam, menunjukkan dedikasi dalam menciptakan Memek yang lezat dan autentik. 


Memek memiliki dua varian utama, yaitu "memek basah" dan "memek kering". Memek kering terdiri dari beras gongseng yang dicampur dengan kelapa parut dan gula, menciptakan rasa yang kaya dan gurih. 


Sementara itu, memek basah juga menyertakan santan dalam campurannya, menambahkan kelembutan dan kelezatan ekstra pada hidangan ini.


Dengan keunikan rasanya dan statusnya sebagai Warisan Budaya Tak benda Indonesia, Memek tidak hanya menjadi hidangan lezat tetapi juga bagian penting dari identitas kuliner Aceh.** (Yd)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama