(UINSGD.AC.ID)- Dekan Fakultas Adab dan Humanioara (FAH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr H Setia Gumilar, M.Si menyampaikan keprihatinannya atas hasil riset yang menyimpulkan bahwa umat Islam Indonesia hanya 30 persen saja yang bisa baca tulis Al-Quran.
Keprihatinan Dekan disampaikan pada saat membuka acara Sosialisasi dan Pembukaan Praktikum Tilawah FAH 2022, Senin, (04/07/22). Acara pembukaan ini dihadiri oleh para wakil dekan, para ketua/sekretaris jurusan, Ketua Laboratorium, para dosen, dan mahasiswa.
Dari 30 persen yang bisa baca tulis Quran, Tanya Dekan, berapa persen yang faham, bisa menafsirkan, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-sehari? Dapat dipastikan, jumlahnya akan lebih rendah lagi. Padahal Al-Quran diyakini sebagai obat, petunjuk, dan tuntunan bagi umat, termasuk menjadi solusi bagi persoalan-persoalan yang menerpa bangsa ini.
Ia berharap, di UIN Bandung khususnya di FAH, jangan ada mahasiswa yang tidak bisa baca tulis Al-Quran. “Praktik Tilawah bagi mahasiswa, sebagai ikhtiar agar mereka terbiasa membaca al-Quran, terlebih bisa menafsirkan, memahami isi kandungannya, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Wakil Dekan I, Dr Dadan Rusmana, M.Ag, CHS menjelaskan, Praktik Tilawah merupakan kegiatan pendukung pendidikan non-SKS, tetapi mengikat sehingga wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Praktik tilawah diikuti oleh mahasiswa semester II yang berjumlah 720, dibimbing oleh 80 dosen. “Mahasiswa yang lulus praktik tilawah, ia diperkenankan untuk mengikuti ujian komprehensif dan munaqosah,” katanya.
Tujuannya, lanjut Dr Dadan, agar setiap mahasiswa memiliki kompetensi dalam membaca, menghafal, menulis, menerjemahkan, dan memahami al-Qur’an. “Jadi sangat berkaitan dengan pengembangan kemampuan melaksanakan kewajiban mahasiswa sebagai seorang muslim.
“Lingkup praktikum tilawah meliputi kharij al -huruf, tajwid, hapalan surat-surat pendek, dan ayat-ayat tentang Humaniora,” jelasnya.[Sumber: nanang sungkawa UIN Bdg/ Editor: RM BN]
إرسال تعليق