Close Ads Here
Close Ads Here

GM FKPPI Cianjur Kecam Pernyataan Effendi Simbolon Sebut "TNI Kayak Gerombolan"


CIANJUR ORBITJABAR.COM - GM FKPPI Kabupaten Cianjur mengecam keras pernyataan dari anggota DPR RI Effendi Simbolon yang menyebut TNI seperti gerombolan pada saat sidang di Gedung DPR RI, Senin 5 September lalu.


Pernyataan tersebut jelas sangat melukai hati dari anak-anak anggota TNI, pasalnya TNI  merupakan Orangtua sekaligus Pembina dalam Organisasi GM FKPPI. Selain itu TNI merupakan  garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI. Demikian dikatakan Ketua PC GM FKPPI 1007 Kabupten Cianjur Faisal Ginting, Selasa (13/09).


Faisal menegaskan bahwa pernyataan Effendi Simbolon bahwa TNI seperti gerombolan tidak layak diungkapkan anggota DPR RI pada saat sidang.


"Saya selaku anak TNI tentunya merasa prihatin bahkan sangat menyayangkan, sekelas Effendi Simbolon yang terhormat pernyataannya tidak pantas," kata Faisal kepada wartawan.


Disampaikan Faisal GM FKPPI, ia akan mendesak agar Effendi Simbolon segera meminta maaf secara terbuka kepada Panglima TNI, KSAD, juga rakyat Indonesia.


"Rakyat adalah bagian dari TNI. Oleh karena itu, saya minta yang terhormat Effendi Simbolon agar meminta maaf secara terbuka," tegasnya.


Ditegasnya, apa yang disampaikan Effendi Simbolon mengenai TNI adalah pernyataan yang tidak pantas. "Bravo TNI, Bravo TNI, Bravo TNI," tegasnya.


Sementara itu, Ketua GM FKPPI Kabapaten Cianjur akan melayangkan surat ke DPRD Kabupaten Cianjur untuk membuat pernyataan meminta maaf secara terbuka. 


Rencananya, Komando Barisan Rakyat (Kobar) akan melaksanakan aksi demonstrasi pada hari Jumat, 16, September 2022 di depan Gedung DPR RI dengan tuntutan copot Effendi Simbolon.


Seperti diketahui, pernyataan yang menyinggung TNI tersebut dilontarkan Effendi Simbolon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Kemenhan dan TNI, Senayan, Jakarta, Senin, 5, September 2022.


Berikut kutipan pernyataan Effendi Simbolon yang menyebut TNI seperti gerombolan dan menimbulkan ketersinggungan.


Kita agak kesampingkan soal pembahasan anggaran ini. Anggaran sudah hampir pasti sama, mungkin sudah gak perlu lagi dibantu.


Tapi ada apa di TNI ini perlu kita. Kalau perlu, setelah kita pembahasan anggaran, kita jadwalkan nanti malam, kita hadirkan Kepala Staf angkatan Darat, hadirkan Panglima TNI, untuk membahas.


Kami banyak sekali ini temuan-temuan ini, insubordinasi, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih lebih Ormas jadinya, tidak ada kepatuhan.


Kami ingin tegas ini, jangan lupa penggerak daripada kekuatan itu presiden dan DPR. Bukan hanya presiden. Tanpa persetujuan DPR, Presiden tidak bisa gerakkan TNI. TNI hanya alat, hanya Instrumen.


Bapak-bapak sebagai jenderal itu hanya nakhoda sesaat, tapi selamatkan TNI nya. Ini semua fraksi prihatin ini. Ada apa ketidakpatuhan si A dengan si B. Ini porak-poranda ini TNI.


Saya minta pimpinan, kita jalan terus dengan urusan RKA. Kalau perlu langsung kita setujui, tapi khusus isu-isu aktual.


Bukan hanya mutilasi, adanya pembakaran daripada mayat-mayat di Papua, yang menjadi tersangka Brigien I, yang sampai sekarang tidak bisa diproses hukum oleh institusi TNI sendiri. Ada apa pembangkangan ini?


Kenapa terjadi pembangkangan-pembangkangan di tubuh TNI, saya kira-kira, saya usul malam ini juga kita rapat terbuka, jangan ada yang ditutupi. Saya tidak ingin berpihak kepada siapa-siapa.

Ingin penjelasan dari saudara Jenderal TNI Andika, dan penjelasan dari Jenderal TNI Dudung Abdurachman. Ada apa terjadi disharmoni begini, ketidakpatuhan.


Sampai urusan anak KSAD pun gagal masuk Akmil pun menjadi isu. Emang kalau anak KSAD kenapa?, emang harus masuk? emang kalau anak presiden harus masuk?. Siapa bilang itu, ketentuan apa. Ini kita harus tegas, pak.


Saya lebih tua dari bapak-bapak semua. Saya berhak bicara di sini. Jangan seperti ini, kalau ketentuan mengatakan tidak, ya tidak. Tidak ada diskresi. Apa diskresi begitu. Oh anak saya. Kenapa urusannya memang kalau anakmu?",* (*/Dw/Yd)

Post a Comment

أحدث أقدم